Selasa, 17 Januari 2012

Kenapa Harus Khilafah

REFLEKSI 87 TAHUN RUNTUHNYA KHILAFAH ISLAMIYAH

3 Maret 1924, Khilafah dibubarkan Kamal Attartuk, agen Inggris keturunan Yahudi. Inilah puncak kemerosotan kaum muslim yang memang sudah lama menggerogoti tubuh umat. Atas nama Dewan Agung Nasional Turki (Al Jam’iyyatu al Wathaniyah al Kubro), Kamal merubah Turki menjadi Republik dengan asas sekulerisme. Tidak hanya itu, Kamal melakukan proses sekulerisasi dengan tangan besi. Khilafah dibubarkan, alasannya diktator, korup, dan bermacam tuduhan keji lainnya. Hukum syara’ pun diganti, dianggap kuno dan tidak manusiawi. Segala yang berbau Islam, dituduh berbau Arab, dan harus diganti. Mulai dari bahasa Arab, pakaian Arab, sampai adzan semua harus diubah. Islam dicampakkan. At Tatturk lupa, Islamlah yang membuat umat Islam, rakyat Turki, jaya dan gemilang.Sekarang, 3 Maret 2007. Penderitaan umat semakin bertambah. Negeri-negeri Islam terpecah belah menjadi puluhan negara yang dikontrol oleh penjajah Barat. Negara lemah, yang tidak bisa menolong saudaranya sendiri. Bayangkan, mereka tidak bisa menyelamatkan Pelestina, yang dijajah Israel. Rakyat Irak dibantai, Fallujah negeri dengan seribu menara masjid dinodai, tapi penguasa-penguasa negeri-negeri Islam yang sekuler itu sekedar jadi penonton. Darah kaum muslim, demikian gampang ditumpahkan oleh penjajah Amerika Serikat dan sekutunya dibantu agen-agen pengkhianat dari umat Islam sendiri. Mulai dari Palestina, Irak, Afghanistan, Bosnia, Chechnya, Uzbekistan, Sudan, Pattani Thailand, Moro Philipina, Poso, Ambon, Aceh, Chechnya, dll. 
Padahal jumlah kaum muslim lebih dari 1,5 milyar. Kemiskinan, kebodohan, konflik, kemaksiatan pun identik dengan negeri-negeri Islam. Inilah buah sekulerisasi. Inilah buah diruntuhkannya Khilafah. Sekarang, tidak ada lagi alasan bagi kaum muslim untuk tidak kembali menegakkan Khilafah. Sebab, beribu argumentasi bisa kita kumpulkan, untuk menunjukkan kenapa kita butuh Khilafah Islam. Beberapa argumentasi penting itu antara lain : 
(1) Tuntutan Aqidah dan Syariah Islam. Ikrar seorang muslim yang bersyahadah : la ilaha illa Allah menuntut seorang muslim untuk mau diatur oleh aturan Allah SWT. Allah mengecam tidak beriman sampai seorang muslim mau diatur oleh aturan Islam. Persoalannya, bagaimana mungkin kita bisa menerapkan hukum Allah secara total kalau kita tidak punya negara Khilafah ? Aturan Islam yang lengkap pun tidak akan pernah terwujud tanpa Negara Khilafah. Demikian penting perkara ini sampai Rasulullah SAW menyebut mati jahiliyah yang dipundaknya tidak ada bai’at kepada Khalifah. 
(2) Mensejahterakan rakyat. Tanpa Khilafah umat diatur dengan sistem kapitalistik yang serakah. Sistem kapitalistik ini hanya mensejahterakan sebagian kecil orang. Sementara mayoritas umat hidup dalam kemiskinan. Jangan untuk pendidikan, kesehatan, dan transportasi yang semakin mahal dan tidak terjangkau, untuk makanpun sulit. Meksipun negeri Islam, negeri yang kekayaan alamnya luar biasa. Bagaikan kata pepatah : Ayam mati di lumbung padi. Sementara kebijakan ekonomi khilafah adalah menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) tiap individu rakyat. Pendidikan, kesehatan, keamanan, transportasi yang merupakan kebutuhan vital rakyat pun diperoleh dengan biaya murah, bahkan bisa gratis. Sebab, kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, hutan adalah milik umum yang hasilnya diberikan kepada rakyat.
(3) Menjamin keamanan rakyat. Penguasa sekuler negeri-negeri Islam karena lebih menghamba kepada kepentingan penjajah, membiarkan rakyatnya dibunuh. Atas nama demokrasi, kebebasan, perang melawan terorisme, penguasa itu membunuh rakyatnya. Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Turki, bahkan menyediakan lahan bagi pesawat dan pangkalan militer negara penjajah untuk lebih gampang membunuh saudaranya di Irak dan Afghanistan. Tidak halnya dengan Khalifah yang agung, mereka akan menjaga nyawa rakyatnya. Rasulullah SAW marah besar saat ada seorang muslim yang terbunuh di Madinah oleh segerombolan Yahudi yang mengeroyoknya. Pasalnya, pria muslim tadi membela seorang muslimah yang dinodai kehormatannya oleh gerombolan Yahudi. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW untuk membela rakyatnya yang terbunuh? Hukuman mati bagi pelaku pembunuhan dan mengusir Yahudi yang telah melanggar perjanjian. Jangankan nyawa manusia, Umar bin Khaththab sangat khawatir kalau di perjalanan ada unta yang terperosok karena jalan yang rusak. Khalifah juga akan bertindak tegas terhadap pelaku pembunuhan apalagi para perusuh yang membunuh banyak orang. Khalifah tentu saja tidak membiarkan ada rakyat yang dibunuh dan dibantai. 
(4) Menjaga pertahanan, keutuhan dan persatuan negeri-negeri Islam. Ketiadaan Khilafah, membuat kaum muslim bagaikan kehilangan penjaga rumah mereka. Akibatnya, orang-orang jahat dengan gampang masuk dan membuat kerusakan di negeri-negeri Islam. Ironisnya, orang-orang jahat ini diundang oleh penguasa muslim sendiri, atas nama demokrasi, rekontruksi, pembangunan, investasi dan lain-lain. Padahal penjajah tersebut punya tujuan yang satu mengeksploitasi negeri-negeri Islam. Negeri-negeri Islam yang tadinya satu dibawah naungan Khilafahpun dipecah-pecah, atas nama kemerdekaan dan penyelesaian konflik. Timor Timur lepas, Sudan diambang perpecahan, muncul konflik etnis di Irak, semuanya tidak lepas dari peran penjajah. Khalifah-lah yang akan kembali menyatukan umat Islam. Dan itu pernah terbukti bukan omong kosong. Khilafah Islam berhasil menyatukan umat manusia dari berbagai ras, suku, bangsa, warna kulit dan latar belakang agama yang sebelumnya berbeda. Semuanya dilebur dengan prinsip ukhuwah Islamiyyah. Tentu saja Khalifah tidak akan membiarkan ada penjajah yang ingin masuk ke negeri Islam. Lihat sikap tegas Rasulullah mempertahankan keutuhan negeranya. Melihat pengkhianatan kabilah Yahudi Khoibar yang menikam dari dalam saat membantu pasukan koalisi dalam perang Ahzab, Rasulullah tidak tinggal diam, segera setelah kembali dari Makkah, Rasulullah menyerang dan menghukum Yahudi Khoibar. 
(5) Memuliakan dan menjaga kehormatan wanita. Kapitalisme telah merendahkan wanita dengan serendah-rendahnya. Mereka menganggap wanita tidak lebih dari barang ekonomi yang bisa diperjual belikan. Lihat saja bisnis pelacuran , hiburan, yang semuanya mengekspolitasi wanita. Para kapitalis yang rakus juga memperkerjakan wanita di pabrik-pabrik dengan upah yang sangat murah. Sangat berbeda dengan Islam, yang demikian memuliakan wanita. Pesan Rasulullah: sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap wanitanya. Benar-benar dilaksanakan oleh umat Islam. Islam menjaga kehormatan wanita dengan kewajiban menutup aurat dan mengatur pergaulan wanita. Siapa yang menuduh wanita baik-baik berzina tanpa bukti dijatuhkan sanksi oleh Kholifah dengan tuduhan qadzaf. Wanitapun diposisikan Islam pada tempat yang sangat mulia di keluarga sebagai ummu wa rabbatul bait (pengatur rumah tangga), dengan demikan para ibu menjadi ujung tombak terciptanya generasi islam yang berkualitas dan bertakwa. 
(6) Melindungi orang-orang yang lemah dan warga non muslim. Kapitalisme telah mendiskriminasi manusia berdasarkan kekuatan modalnya. Anda bisa dapat makan layak, pelayanan kesehatan prima, pendidikan unggul, rumah yang asri dan nyaman, kalau anda punya modal besar, uang. Kalau tidak, anda layak untuk tidak hidup layak. Berbeda dengan Islam , yang akan menjamin orang-orang lemah dan miskin. Termasuk juga melindungi warga non muslim ahlul dzimmah. Rasulullah sampai mengingatkan dengan keras untuk tidak menganggu ahlul dzimmah. Orang-orang non muslim dibiarkan beribadah, makan, dan minum sesuai dengan ajaran agama mereka. Tidak ada paksaan bagi mereka untuk masuk Islam. Kebutuhan pokok mereka dijamin sebagai bagian dari hak mereka menjadi warga negara Daulah Islam. Tidak mengherankan begitu kagetnya pasukan tentera salib, saat melihat komunitas Nasrani di negeri Daulah Khilafah malah membantu pasukan Islam untuk memerangi pasukan salib. Mereka lupa, Islam telah mensejahterakan orang-orang non Islam. 
(7) Menyebarluaskan rahmat lil ‘alaminnya Islam. Penyebaran nilai-nilai Kapitalisme seperti sekulerisme, demokrasi, HAM, pluralisme, pasar bebas, telah menjadi bencana besar bagi umat manusia. Negara-negara penjajah hidup mewah , sementara mayoritas sisanya hidup miskin. Siapa yang bisa menyelamatkan ini semua. Tidak lain kecuali Islam. Nilai-nilai Islam yang bersumber dari Allah SWT akan memberikan rahmat bagi seluruh dunia, saat Syariat Islam ditegakkan. Inilah yang pernah terjadi. Bagaimana peradaban Islam telah memberikan sumbangan yang luar biasa bagi dunia baik dari segi nilai-nilai ideologis yang mengatur hidup manusia maupun kemajuan material seperti sains dan teknologi. Sejarawan jujur banyak mencatat kenyataan ini.

Point-point diatas akan semakin panjang kalau argumentasi kenapa harus Khilafah dilanjutkan. Saatnyalah umat Islam bangkit untuk kembali menegakkan Khilafah Islam. Dengan Khilafah Islam, kemajuan material yang dijanjikan oleh kapitalis bisa diraih. Tapi tidak hanya sekedar kemajuan materi, dengan Khilafah Islam kehidupan kaum muslim diridhoi oleh Allah SWT. Sebab mereka hidup dengan dasar ketaqwaan kepada Allah SWT. Tidak hanya untuk muslim saja tapi juga bagi orang-orang muslim, sebab Syariah Islam akan memberikan kebaikan bagi setiap manusia. Ya Allah jadikanlah kami, umat Islam segera dapat membai’at seorang Khalifah, sehingga bendera La ilaha illa Allah bisa berkibar di penjuru dunia, dan syariah-Mu bisa kami laksanakan. Amin.

Urutan Khilafah Dalam Sejarah Islam



Banyak diantara umat muslim yang mengetahui tentang Khilafah, tapi mungkin tidak banyak yang tahu tentang urutan-urutan khilafah sepanjang sejarah Islam, pada kesempatan kali ini saya mencoba memposting artikel tentang urutan khilafah Islamiyah, dengan harapan bisa bermanfaat bagi kita semua

Dengan wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 623 M, umat Islam segera membaiat Abu Bakar ra sebagai pengganti beliau. Istilah pengganti ini dalam bahasa Arab adalah khalifah. Lengkapnya, khalifatu rasulillah atau pengganti Rasulullah. Maksudnya bukan menggantikan posisi kenabian Muhammad SAW, melainkan posisi beliau SAW sebagai pemimpin tertinggi umat Islam. Sebab nabi kita itu selain sebagi nabi, juga berperan sebagai pemimpin tertinggi umat Islam.
Selain itu, ada juga sebutan lain buat posisi tertinggi umat Islam sedunia, yaitu istilah Amirul Mukminin. Artinya adalah pemimpin umat Islam.

1. Khilafah Rasyidah
Khilafah Rasidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah SAW. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:
• Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
• 'Umar bin Khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
• 'Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
• 'Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M) dan
• Al-Hasan bin 'Ali ra (tahun 40 H/661 M)

Masa berlakunya selama kurang lebih 30 tahun. Disebut juga sebagai khilafah rasyidah karena posisi mereka sebagai shahabat nabi yang mendapat petunjuk. Dan memang ada pesan dari nabi untuk mentaati para khalifah rasyidah ini.

2. Khilafah Bani Umayyah
Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
• Mu'awiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
• Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
• Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M)
• Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
• Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685-705 M)
• Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
• Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
• 'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
• Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M)
• Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
• Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
• Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
• Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
• Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)

Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.

3. Khilfah Bani Abbasiyah
Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani 'Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-'Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil 'Ala al-Allah.
Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
• Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
• Abu Ja'far al-Manshur (tahun 137-159 H/754-775 M)
• Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
• Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
• Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
• Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
• Al-Ma'mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
• Al-Mu'tashim Billah (tahun 618-228 H/833-842M)
• Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
• Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
• Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
• Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
• Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
• Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
• Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
• Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
• Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
• Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
• Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
• Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
• Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
• Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
• Al-Tha`i' Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
• Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
• Al-Qa`im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
• Al-Mu'tadi Bi Amrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
• Al-Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
• Al-Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
• Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
• Al-Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160 M)
• Al-Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
• Al-Mustadli`u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
• Al-Naashir Lidinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
• Al-Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
• Al-Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
• Al-Musta'shim Billah (tahun 640-656 H/1242-1258 M)
• Al-Mustanshir Billah II (tahun 660-661 H/1261-1262 M)
• Al-Haakim Biamrillah I (tahun 661-701 H/1262-1302 M)
• Al-Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
• Al-Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1343 M)
• Al-Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
• Al-Mu'tadlid Billah I (753-763 H/1354-1364 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah I (th. 763-785 H/1364-1386 M)
• Al-Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
• Al-Musta'shim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah II (th. 791-808 H/1392-1409 M)
• Al-Musta'in Billah (tahun 808-815 H/1409-1416 M)
• Al-Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416- 1446 M)
• Al-Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
• Al-Qa`im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
• Al-Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah III (th 884-893 H/1485-1494 M)
• Al-Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah IV (th 914-918 H/1515-1517 M)

Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar (Mongol), sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktnya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.

4. Khilafah Bani Utsmaniyyah

Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:
• Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
• Sulaiman al-Qanuni (tahun 926-974 H/1520-1566 M)
• Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
• Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
• Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
• Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
• Mushthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
• 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
• Mushthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
• Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
• Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
• Muhammad IV (tahun 1058-1099 H/1648-1687 M)
• Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691 M)
• Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
• Mushthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
• Ahmad III (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
• Mahmud I (tahun 1143-1168 H/1730-1754 M)
• 'Utsman III (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
• Musthafa III (tahun 1171-1187 H/1757-1774 M)
• 'Abdul Hamid I (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
• Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
• Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
• Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
• 'Abdul Majid I (tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M)
• 'Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
• Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
• 'Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
• Muhammad Risyad V (tahun 1328-1338 H/1909-1918 M)
• Muhammad Wahiddin (II) (th. 1338-1340 H/1918-1922 M)
• 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M).

Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah 'Abdul Majid II. Semenjak tumbangnya khilafah terakhir ini, berarti umat Islam telah hidup lebih dari selama (2006-1924= 82 tahun) tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.
Kepastian Kembalinya Khilafah
Lepas dari realitas di lapangan yang kurang menggembirakan, di mana umat Islam saat in menjadi budak barat, kekayaan alam mereka dijarah, ekonomi mereka terpuruk, nilai mata uang mereka sangat rendah, hutang luar negeri merekabertumpuk tak terbayar, pemuda mereka dirusak, wanita mereka menjadi hamba syahwat, bahkan masih ditambah lagi dengan rombongan Islam liberal dan sebagainya, namunmasih ada harapan.
Kita masih menemukan satu hadits dari Rasulullah SAW yang cukup melegakan, yaitu kabar gembira dari beliau bahwa suatu saat, khilafah ini akan kembali terbentuk, bahkan dengan kualitasnya yang rasyidah itu.

Sabda Rasulullah saw, "Kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi”.

Namun tentunya khilafah ini tidak akan terbentuk begitu saja, bila hanya dengan doa dan diam saja. Atau hanya dengan bicara dan demonstrasi saja. Setiap umat Islam meski bersinergi untuk saling menguatkan dan saling menyokong semua upaya untuk kembali kepada khilafah Islamiyah.
Sebab setiap elemen umat punya potensi yang mungkin tidak dimiliki oleh saudaranya. Maka seruan untuk kembali kepada khilafah seharusnya bukan sekedar lips service, namun harus diiringi dengan kerja nyata, pembinaan dan pengkaderan 1,5 milyar umat, pendirian lembaga pendidikan dan sekian banyak pos-pos penting umat. Lantas diiringi juga dengan kebesaran hati, keterbukaan sikap serta jiwa kepemimpinan dunia Islam yang mumpuni.